Tugas
Softskill bulan ke-3 mengenai “situasi
di tempat kerja dengan pekerjaan yang menumpuk dan membosankan”.
Pada tugas kali ini
saya sebagai penulis di berikan tugas oleh ibu Siti Saidah untuk membuat sebuah
tulisan mengenai kiat-kiat “situasi di
tempat kerja dengan pekerjaan yang menumpuk dan membosankan” berdasarkan
pengalaman pribadi. Pembahasan ini akan saya sambungkan dengan pengelaman saya
sebagai asisten di salah satu laboratorium di Universtias Gunadarma yaitu
Lembaga Pengembangan Komputerisasi tepatnya adalah LePKom Kursus Mandiri
Berbasis Virtual. Disana saya adalah sebagai seorang asisten yang diberikan
mandat oleh staff lab untuk dapat memegang posisi Penanggung Jawab, Tutor, dan
Asisten. Masing-masing dari posisi tersebut memiliki fungsi yang berbeda-beda
dikarenakan setiap komponen tersebut akan saling bekerja sama ketika kursus
sedang berjalan dilingkungan LePKom Kursus Mandiri Berbasis Virtual. Untuk mendapatkan
Goals yang diinginkan, maka ke-3 komponen asisten tersebut harus berada pada
lingkup yang sudah ditetapkan, seperti Penanggung Jawab yang bekerja sebagai
Penanggung Jawab ruangan baik itu infrastruktur, kedisiplinan praktikan dan
semua unsur yang berkenaan dengan ruangan adalah tanggung jawab dari Penaggung
Jawab atau biasa disingkat PJ, lalu Tutor bertugas untuk mengajar atau
instruktur ketika kursus dimulai, memberikan materi, memaparkan materi itu
adalah tugas dari seorang tutor, dan yang terakhir adalah asisten yang bertugas
sebagai pembantu dari tutor yang dimana ketika praktikan mengalami kebingungan
atau mendapatkan error maka yang harus menolong praktikan tersebut adalah asisten.
Dengan adanya
lingkup masing-masing dari petugas yang ada di LePKom maka setiap kali bekerja
akan terasa ringan karena setiap asisten sudah memiliki role mereka
masing-masing, tetapi ada saja sesuatu yang membuat pekerjaan menumpuk dan
menjadi membosankan, seperti halnya jika menjadi penganggung jawab, tugas dari
penanggung jawab seperti yang sudah dijelaskan diatas adalah yang pertanggung
jawab untuk infrastruktur, kedisiplinan dan lain-lain serta mencatat kegiatan
ketika kursus berlangsung pada buku BAP. Penumpukan pekerjaan itu terjadi
ketika seorang Penanggung Jawab mendapatkan tugas lebih dari 2 ruangan, hal
tersebut sudah akan membuat pekerjaan dar PJ menjadi menumpuk, selain harus
berkeliling untuk memeriksa kursus berjalan dengan lancar, memeriksa
infrastruktur-infrastruktur 3 ruangan tersebut dan juga mengisi buku BAP
hal-hal kadang membuat pekerjaan itu menumpuk jika tidak dikerjakan ketika
kursus berjalan. Sebaiknya untuk menghindari dari kerjadian penumpukan
pekerjaan adalah untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai denganwaktu yang sudah
ditentukan contoh, ketika penanggung jawab sudah membuka Test awal maka setelah
waktu masuk telah habis, langsung lakukanlah penghitungan praktikan dan
langsung dicatat di buku BAP, untuk inftrastruktur dapat menyusul ketika kursus
selesai karena untuk pengukuran dari infrastruktur tidak dapat langsung di
catat harus menyelesaikan kursus terlebih dahulu agar error atau kerusakan yang
terjadi akan terlihat dengan jelas semuanya.
Penanggung jawab juga sering kali
menganggur ketika bertugas di dalam ruangan tepatnya setelah laporan yang
diwajibkan dibuat sudah selesai dibuat, tentu akan menimbulkan rasa bosan. Karena
lingkup dari penganggung jawab adalah mengenai memeriksa komponen yang sudah
disebutkan diatas, sehingga untuk bagian akademik akan di jalankan oleh tutor
dan asisten. Untuk menangani kebosanan yang timbul ketika bertugas sebagai
penanggung jawab di LePKom adalah menolong asisten yang sedang bertugas untuk
mejawab pertanyaan-pertanyaan dari praktikan yang bingung akan soal atau
pertanyaan-pertanyaan mengenai kursus yang sedang berjalan.
Selain pada penanggung jawab, kebosanan
juga sering timbul di sisi asisten tutor. Hal tersebut timbul ketika semua
praktikan tidak bertanya tidak tau semua praktikan sudah mengerti atau malu
untuk bertanya, kadang-kadang juga praktikan yang ada di LePKom Kursus Mandiri
Berbasis Virtual (awalupun tidak semua praktikan) itu cenderung kaku untuk
bertanya kepada asisten yang bertugas sebagai pembantu tutor. Solusi untuk
mengatasi kebosanan yang muncul ketika praktikan tidak ada yang bertanya adalah
dengan cara asisten yang ada standby berdiri didepan atau berkeliling jalan
mundur, biasanya dengan ini praktikan yang semulanya tidak berani untuk
bertanya akan memanggil si asisten untuk meminta penjelasan seputar kursus yang
berjalan atau bisa juga dengan cara melihat kegiatan dari praktikan yang sedang
kursus, biasanya akan terlihat jika praktikan tersebut sedang mengalami
kebingunga tentu inisiatif kita sebagai asisten untuk membantu dengan cara
bertanya langsung kepada praktikan yang bersangkutan dimana letak masalah yang
timbul pada praktikan tersebut.
Dengan cara tersebut biasanya asisten
pada LePKom Kursus Mandiri Berbasis Virtual dapat mengatasi penumpukan
pekerjaan dan kebosanan yang terjadi di lingkup LePKom Kursus Mandiri Berbasis
Virtual. Karena setiap posisi sudah memiliki bagian-bagian tersendiri untuk
dilakukan maka itu juga berdampak kepada keringanan dari pekerjaan di lingkup
LepKom Kursus Mandiri Berbasis Virtual. Tetapi kemudahan itu tidak menutup
untuk Penganggung Jawab hanya bermalas-malasan dan memilihara kebosanan yang
timbul pada dirinya melainkan seharusnya menimbulkan suatu inisiatif untuk
membantu asisten yang lain yang tugasnya dapat juga dibantu oleh Penanggung Jawab.
Pada tulisan diatas adalah pengalaman
pribad saya sebagai asisten di LePKom Kursus Mandiri Berbasi Virtual yang mana
saya alhamdulillah mendapatkan mandat untuk dapat menjadi ke 3 posisi tersebut
sehingga saya sudah merasakan kejadian yang saya tulis diatas dengan mata
kepala saya sendiri.
Dengan adanya pengalaman diatas
diharapkan dapat memberikan inspirasi untuk para asisten atau pun mahasiswa
yang ingin menjadi asisten disalah satu laboratorium yang ada di Universitas
Gunadarma
No comments:
Post a Comment